This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 18 Maret 2019

Informasi Penting Seputar Perencanaan Struktur Jembatan

          1. Syarat-syarat (Pertimbangan) perencanaan jembatan yang layak
  • Suatu.jembatan yang baik adalah jembatan yang memiliki atau telah memenuhi kriteria-kriteria desain yang menjadi dasar dari pembuatan sebuah jembatan. Jembatan direncanakan untuk mudah dilaksanakan serta memberikan manfaat bagi pengguna lalu lintas sesuai dengan pokok-pokok perencanaan :

    a).     Kekuatan dan Stabilitas
    Struktur Unsur-unsur tersendiri harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan beban ULS (Ultimate Limit State) atau keadaan batas ultimate, dan struktur sebagai kesatuan keseluruhan harus tetap stabil pada pembebanan tersebut.

    b).     Kenyamanan dan Keamanan
    Bangunan bawah dan pondasi jembatan harus tetap berada dalam keadaan layak pada beban SLS (Service ability Limit State) atau keadaan batas kelayanan. Hal ini berarti bahwa struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran sedemikian sehingga masyarakat menjadi khawatir atau jembatan menjadi tidak layak untuk penggunaan atau mempunyai pengurangan berarti dalam umur kelayanan.

    c).     Kemudahan (pelaksanaan dan pemeliharaan)
    Pemilihan rencana harus mudah dilaksanakan. Rencana yang sulit dilaksanakan dapat menyebabkan pengunduran tak terduga dalam proyek dan peningkatan biaya, sehingga harus dihindari sedapat mungkin.

    d).     Ekonomis
    Rencana termurah sesuai pendanaan dan pokok-pokok rencana lainnya adalah umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya umur total struktur yang mencakup biaya pemeliharaan, dan tidak hanya pada biaya permulaan konstruksi.

    2. Peraturan-peraturan legal dalam perencanaan jembatan (SNI, dll)

    Perencanaan jembatan mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Rujukan terhadap perencanaan yang berlaku :

    a).    Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS'92 dengan revisi Pada bagian 2 Pembebanan jembatan, SK.SNI T-02-2005 (Kepmen PU No.498/KPTSA,[12005).
    b).    BMS (2 dengan revisi padaBagian 6 Perencanaan Struktur Beton jembatan, SK.SNIT-12-2004 (KepmenPU No. 260/KPTSAd/2004).
    c).    BMS’92 dengan revisi padaBagian 7 Perencanaan Struktur baja jembatan SK.SNI T-03-2005 (KepmenPU No.498/KPTSAT/2005).
    d).    Standar Perencanaan Ketahanan Gempauntuk Jembatan (Revisi SNI 03-2883-1992).
    e).    Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003).
    f).  Acuan Normatif

    ·       SNI 03-1725-1989, Tata cara perencanaan pembebanan jembatan jalan raya
    ·       SNI 03-2833-1992, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan. jalan raya.
    ·       Pd. T-04-2004-B, Pedoman perencanaan beban gempa untuk jembatan.
      
          3. Bagian-bagian dari konstruksi jembatan


Bangunan atas jembatan merupakan bangunan yang berfungsi menampung beban-beban yang di timbulkan oleh lalu lintas orang,kendaraan dan kemudian menyalurkan kepada bangunan bawah.Berikut ini adalah komponen-komponen bangunan atas jembatan :

a). Trotoar, berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati jembatan agar tidak terganggu lalu lintas kendaraan.



b).  Slab lantai kendaraan, berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang menahan beban langsung lalu lintas yang melewati jembatan.



c). Gelagar, terdiri dari gelagar merupakan komponen utama yang berfungsi untuk mendistribusikan beban-beban secara longitudinal dan biasanya di desain untuk menahan lendutan, dan Gelagar sekunder terdiri dari gelagar melintang dan memanjang.gelagar melintang merupakan pingikat antar gelagar induk yang di desain untuk menahan deformasi melintang dari rangka struktur atas dan membatu pendistribusian bagaian dari beban vertical antara gelagar induk.




 

d). Balok diafragma, berfungsi mengakukan PCI girder dari pengaruh gaya melintang.



e). Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang).




f). Tumpuan (Bearing ), karet jembatan yang merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan jembatan, yang berfungsi sebagai alat peredam benturan antara jembatan dengan pondasi utama.



Bangunan bawah jembatan merupakan bangunan yang berfungsi sebagai penerima / memikul beban  beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian disalurkan ke pondasi. Berikut ini adalah komponen-komponen bangunan bawah jembatan :

a).Abutment
Abutment atau kepala jembatan adalah bagaian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain sebagai pendukung bagi bangunan atas abutmen juga berfungsi sebagai penahan tanah.


b) .Pilar
Pilar atau pier merupakan struktur pendukung bangunan atas.pilar biasa digunakan pada jembatan bentang panjang, posisi pilar berada diantara kedua abutment.





c) .Pondasi
Pondasi berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah dan menyalurkan ke tanah.


4. Bentuk-bentuk jembatan (beserta gambar)


a)      Beam Bridge atau disebut juga Jembatan Grider merupakan desain jembatan paling sederhana diantara jembatan modern saat ini. Terdiri dari balok jalan horizontal serta ditumpu oleh balok batu yang menahan jalanan horizontal tersebut. Balok penumpu disimpan ini menahan atau melawan gaya berat ke bawah dari badan jalan serta beban yang berada di atasnya.

b)   Truss Bridge atau dikenal juga dengan Beam Bridge with Truss merupakan desain versi lebih kokoh dibandingkan dengan Beam Bridge. Hal ini dikarenakan adanya Truss atau kerangka yang umumnya berbentuk tringular untuk menahan beban lebih baik.
 
 
c)    Arch Bridge, karena memiliki desain melengkung setengah lingkaran layaknya sebuah panahan atau bentuk parabola. Meskipun desain ini lebih rumit namun dalam proses pembuatannya lebih sedikit memerlukan material bangunan dibandingkan model Beam Bridge.

d)   Suspension Bridge, dari kesemua jenis jembatan yang ada saat ini, sepertinya jembatan model Suspension Bridge merupakan jembatan paling populer dan cenderung sangat mahal, namun dengan hasil yang indah dan mengagumkan, dikarenakan dibangun diatas perairan luas di beberapa negara maju mulai dari Amerika hingga Jepang.
e)  Cantilever Bridge, sebuah jembatan Cantilever umumnya dibuat dengan tiga bentang, yaitu bentang luar keduanya berlabuh turun di pantai dan Cantilever di atas saluran yang akan menyeberang. Rentang tengah bersandar pada lengan Cantilever yang membentang dari rentang luar yang berfungsi membawa beban vertikal seperti pada jembatan Truss.


f)   Cable-Stayed Bridge, sekilas desain jembatan Cable-stayed mirip dengan jembatan gantung (suspension bridge) karena sama-sama memiliki jalan yang menggantung serta dua menara. Tapi dua jembatan tersebut menopang beban jalan dengan cara yang sangat berbeda. Perbedaannya terletak pada bagaimana kabel terhubung ke menara. Pada jembatan suspensi, kabel naik bebas melintasi menara, transmisi beban dengan pengangkeran di kedua ujung. Dalam jembatan Cable-stayed, kabel yang melekat pada menara dan menanggung sendiri beban.

g)   Living Bridge bermakna bahwa jembatan ini merupakan jembatan alami yang terbuat dari  pepohonan yang merambat seperti yang terdapat di kawasan Meghalaya, India. Kawasan ini merupakan daerah dengan rentang hujan terapat di dunia, sehingga termasuk pada kawasan paling lembab dan basah. Maka tak heran jembatan alami tersebut dapat terbentuk dengan sedikit kreativitas dari warganya untuk menghubungkan tanaman merambat hingga terbentuk jembatan.

5. Beban-beban yang bekerja dalam perencanaan struktur jembatan 

Secara umum beban - beban yang dihitung dalam merencanakan jembatan dibagi atas dua yaitu beban primer dan beban sekunder. Beban primer adalah beban utama dalam perhitungan tegangan untuk setipa perencanaan jembatan, sedangkan beban sekunder adalah beban sementara yang mengakibatkan tegangan - tegangan yang relatif kecil daripada tegangan akibat beban primer dan biasanya tergantung dari bentang, bahan, sistem kontruksi, tipe jembatan dan keadaan setempat. Beban primer jembatan mencakup beban mati, beban hidup dan beban kejut. Sedangkan Beban Sekunder terdiri dari beban angin, gaya rem, dan gaya akibat perbedaan suhu. 

1. BEBAN PRIMER
    a. Beban mati
       Beban mati adalah semua muatan yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap mrupakan satu satuan dengan jembatan (Sumantri, 1989). Dalam menentukan besarnya muatan mati harus dipergunakan nilai berat volume untuk bahan&bahan bangunan. Contoh beban mati pada jembatan berat beton, berat aspal, berat baja, berat pasangan bata, berat plesteran dll. 

    b. Beban hidup
  Yang termasuk dengan beban hidup adalah beban yang berasal dari berat kendaraan&kendaraan bergerak lalu lintas dan)atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Beban hidup yang ditinjau terdiri dari :
   -Beban Pedestrian / Pejalan Kaki (Tp)
Jembatan jalan raya direncanakan mampu memikul beban hidup merata pada trotoar yang besarnya tergantung pada luas bidang trotoar yang didukungnya
   - Beban Jalur lalu lintas "D" (TD)
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata (Uniformly Distributed Load) , UDL dan beban garis (Knife Edge Load) , UDL mempunyai intensitas q (KPA) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani lalu&lintas.

    c. Beban kejut
       Menurut Anonim (1987;10) beban kejut diperhitungkan pengaruh getaran&getaran dari pengaruh dinamis lainnya., tegangan & tegangan akibat beban garis (P) harus dikalikan dengan koefisien kejut. Sedangkan beban terbagi rata (q) dan beban terpusat (T) tidak dikalikan dengan koefisien kejut.

2. BEBAN SEKUNDER 
 
a. Beban Gaya Rem (TB)
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan.

b. Gaya Akibat Perbedaan Suhu (ET)
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih antara temperatur maksimum dan temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan. 

c. Beban Gempa (EQ)
Beban gempa yang di perhitungkan pada perencanaan yaitu Beban Gempa Statik Ekivalen.
d. Beban Angin (EW)
Angin Yang Meniup Bidang Samping Jembatan.

NAMA             : Agung Karunia Lombu Sepuh
KELAS            : 3TA02
NPM                : 10316328
Nama Dosen    : I Kadek Bagus Widana Putra