BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Operasi
riset (operation research) merupakan penerapan beberapa metode ilmiah yang
membantu memecahkan persoalan rumit yang muncul dalam kehidupan sehari-hari
kemudian di inteprestasikan dalam permodelan matematika guna mendapatkan informasi
solusi yang optimal. Operational research juga banyak digunakan untuk mengambil
keputusan yang logis serta dapat dijelaskan secara kuantitatif. Pendekatan
khusus ini bertujuan membentuk suatu metode ilmiah dari sistem menggabungkan
ukuran-ukuran faktor-faktor seperti kesempatan dan risiko, untuk meramalkan dan
membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan, strategi atau pengawasan.
Karena keputusan dalam riset operasi dapat berkaitan dengan biaya relevan,
dimana semua biaya yang terkaitan dengan keputusan itu harus dimasukkan,
kualitas baik dipengaruhi oleh desain produk atau cara produk dibuat,
kehandalan dalam suplai barang dan jasa, kemampuan operasi untuk membuat
perubahan dalam desain produk atau kapasitas produksi untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan yang terjadi.
Progam linier secara umum adalah salah satu
teknik menyelesaikan riset operasi, dalam hal ini adalah khusus menyelesaikan
masalah-masalah optimasi (memaksimalkan atau memininumkan) tetapi hanya
terbatas pada masalah-masalah yang dapat diubah menjadi fungsi linear. Secara
khusus, persoalan program linear merupakan suatu persoalan untuk menentukan
besarnya masing-masing nilai variabel sehingga nilai fungsi tujuan atau
objektif yang linear menjadi optimum (memaksimalkan atau meminimumkan) dengan
memperhatikan adanya kendala yang ada, yaitu kendala yang harus dinyatakan
dalam bentuk ketidaksamaan yang linear. Banyak sekali keputusan utama dihadapi
oleh seorang manajer perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan batasan situasi
lingkungan operasi. Pembatasan tersebut meliputi sumber daya misalnya waktu,
tenaga kerja, energi, bahan baku, atau uang. Secara umum, tujuan umum
perusahaan yang paling sering terjadi adalah sedapat mungkin memaksimalkan
laba. Tujuan dari unit organisasi lain yang merupakan bagian dari suatu
organisasi biasanya meminimalkan biaya. Saat manajer berusaha untuk
menyelesaikan masalah dengan mencari tujuan yang dibatasi oleh batasan
tertentu, teknik sains manajemen berupa program linear sering digunakan untuk
permasalahan ini.
1.2
Rumusan
Masalah
·
Apa yang dimaksud
dengan Program Linier (Linear Programing)?
·
Apa saja model
Pemrograman Linier Metode Grafik ?
· Bagaimana contoh soal
dan pembahasan fungsi maksimalisasi keuntungan dan minimalisasi biaya?
1.3
Tujuan
·
Memahami tentang
Program Linier.
·
Memahami formulasi
permasalahan Program Linier.
·
Mengerti dan memahami
model Pemrograman Linier Metode grafik.
·
Memahami contoh soal
dan pembahasan menggunakan metode grafik.
BAB II
ISI
2.1
Program
Linier
Pemrograman
Linear merupakan metode matematis dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti
memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Pemrograman Linear banyak
diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain.
Pemrograman Linear berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata
sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linear
dengan beberapa kendala linear.
Program
linear adalah suatu cara matematis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan pengalokasian sumberdaya yang terbatas untuk mencapai
optimasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergabung
pada sejumlah variabel input. Penerapan program linear banyak diterapkan dalam
masalah ekonomi, industri, sosial dan lain-lainnya, misalnya periklanan,
industri manufaktur (penggunaan tenagakerja kapasitas produksi dan mesin),
distribusi dan pengangkutan, dan perbankan (portofolio investasi).
Program linear berkaitan dengan penjelasan suatu
kasus dalam dunia nyata sebagai model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi
tujuan linear dengan beberapa kendala linear. Pemrograman linear merupakan
metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai
suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya.
Pemrograman linear banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer,
sosial dan lain-lain. Pemrograman linear berkaitan dengan penjelasan suatu
kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah
fungsi tujuan linear dengan beberapa kendala linear. Pemrograman linear
meliputi perencanaan aktivitas untuk mendapatkan hasil optimal, yaitu sebuah hasil yang mencapai tujuan terbaik (menurut model matematika) diantara semua kemungkinan alternatif yang ada.
2.1
Model
Pemrograman Linier Metode Grafik
Metode grafik hanya
bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat dua
variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Metode grafik
adalah satu cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah optimalisasi
dalam programasi linier. Keterbatasan metode ini adalah variabel yang bisa
digunakan terbatas (hanya dua), penggunaan 3 variabel akan sangat sulit
dilakukan.
Dua macam fungsi Program Linear:
- Fungsi tujuan : mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan perumusan masalah
- Fungsi kendala : untuk mengetahui sumber daya yang tersedia dan permintaan atas sumber daya tersebut
Langkah – langkah penyelesaian dengan metode grafik:
- Buatlah model matematika / kendala
- Tentukan fungsi sasaran (Z).
- Menyelesaikan fungsi pertidaksamaan :
·
Jadikan setiap kendala menjadi bentuk persamaan,
·
Buat grafik untuk setiap kendala dan kemudian tentukan
daerah penyelesaian atau HP,
·
Setelah grafik dibuat, kemudian tentukan himpunan penyelesaian
(HP). Setelah itu, kita menentukan titik – titik terluar yang terdapat didalam
grafik tersebut.
·
Setelah titik – titik terluar ditentukan, Uji . titik
terluarnya untuk menentukan nilai maksimumnya.
Contoh kasus dan Penyelesaian dalam Metode Grafik :
Pendahuluan :
Sebuah
perusahaan konstruksi sering dihadapkan pada permasalahan penyusunan anggaran
proyek yang harus dibuat. Seringkali perusahaan konstruksi mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan pekerjaan dikarenakan pendanaan yang terbatas (kemampuan
keuangan perusahaan dan termijn pembayaran) dan pemilihan jumlah proyek yang
kurang tepat. Pendanaan yang terbatas serta pemilihan jumlah proyek yang kurang
tepat mengakibatkan kerugian bagi pihak pemilik maupun rekanan. Kerugian yang
dialami pemilik adalah keterlambatan penyelesaian proyek. Sedangkan kerugian
yang dialami kontraktor adalah penghentian kontrak karenatidak dapat memenuhi
ketetapan kontrak selain itu kontraktor sulit mendapat kepercayaan dari pemilik
untuk mengerjakan proyek-proyek berikutnya. Masalah pendanaan yangterbatas
dapat diselesaikan dengan 2 pengalokasian dana yang tepat.
Alokasi dana dapat dihasilkan
dari evaluasi terhadap jenis kontrak dan termin pembayaran dengan Teknik
Pemrograman Linier. Pemanfaatan Teknik Pemrograman Linier yang akan disampaikan
dalam artikel ini digunakan untuk mengevaluasi kelayakan pendanaan proyek yang
akan dilaksanakan oleh rekanan atau kontraktor. Evaluasi pendanaan suatu proyek
perlu dilakukan agar proyek fisik yang akan dikerjakan tidak berhenti di tengah
jalan karena ketidakmampuan rekanan dalam pendanaan proyek tersebut. Meskipun
biaya pelaksanaan proyek menjadi tanggung jawab pemilik proyek, tetapi rekanan
pelaksana proyek perlu memiliki kemampuan dasar atau kemampuan awal dalam
melaksanakan suatu proyek terutama bagi proyek-proyek fisik yang tidak
menyediakan uang muka.
Secara umum teknik ini berhubungan dengan
perkiraan Cash Flow yang mungkin akan terjadi pada rekanan pada saat
melaksanakan proyek. Teknik ini juga dapat digunakan oleh panitia pengadaan untuk
menentukan apakah rekanan yang ikut dalam proses tender memiliki kemampuan
dalam melaksanakan proyek. Studi kasus ini merupakan replikasi dari penelitian
yang dilakukan oleh Partono (2007). Penelitian ini menggunakan jenis kontrak
unit pricedengan skenario tanpa uang muka dan dengan uang muka, termijn
pembayaran mothly progress dan progress serta pendanaan dalam proyek yang
diteliti tidak memperhitungkan bunga bank. Proyek yang diteliti dalam thesis
ini adalah proyek-proyek kelas menengah dengan jangka waktu pelaksanaan kurang
dari satu tahun. Analisis Teknik Pemrograman Linier dalam artikel ini
menggunakan program TORA.
Berdasarkan
proyeksi cash flow yang dihitung berdasarkan termin pembayaran (uang masuk) dan
pengeluaran (uang keluar) selama jangka waktu kontrak , maka dibuat model
matematis dari proyeksi cash flow untuk setiap proyek.
Contoh :
Tabel Cash Flow
proyek IV realisasi
BULAN
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Pengeluaran (Juta Rupiah)
|
944
|
785
|
1774
|
961
|
186
|
-
|
Termin (Juta Rupiah)
|
604
|
838
|
1933
|
1217
|
727
|
271
|
BULAN
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
Pengeluaran (Juta Rupiah)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Termin (Juta Rupiah)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
BULAN
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
Pengeluaran (Juta Rupiah)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
271
|
-
|
Termin (Juta Rupiah)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
254
|
BULAN
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
Pengeluaran (Juta Rupiah)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Termin (Juta Rupiah)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
BULAN
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
Pengeluaran (Juta Rupiah)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Termin (Juta Rupiah)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
271
|
Dari tabel di atas maka model matematis Cash Flow
Proyek IV realisasi dapat ditulis sebagai berikut:
Fungsi Tujuan : Max Z = S30
Fungsi Batasan
: D1 – 340P – S1 = 0
D2 + 53 P +S1-S2 = 0
D3 + 159P + S2 – S3 = 0
D4 + 256P + S3 – S4 = 0
D5 + 541P + S4 – S5 = 0
271 P + S5 – S6
= 0
*S6 – S16 = 0
271P + S16 – S17
= 0
+254 P + S17 – S18 = 0
* S18 – S29 = 0
271P + S29 – S30 = 0
0 ≤ Di ≤ 200 i = 5
0 ≤P ≤1
Si ≥0 ; i = 11
Dari hasil
pemrograman linier, nilai optimum disajikan dalam tabel (Proyek IV realisasi),
dapat dijelaskan nilai P =1,0; yang artinya nilai kelayakan = 1,0 atau disebut
dari segi pendanaan rekanan mampu menyelesaikan proyek IV. Kebutuhan dana
tambahan pada bulan pertama sebesar 340 .000.000 (min RHS =340), bulan kedua
,bulan ketiga dan keempat = 0 (RHS min = 0). Objectivevalue pada bulan ke tiga
puluh adalah 1.572.000.000 yang berarti keuntungan kotorsebesar 1.534.000.000 =
21,632 % dari Nilai Addendum Akhir. BEP diperoleh antarabulan ketiga dan
keempat yaitu pada saat S4 sebesar 468 juta telah memenuhikebutuhan dana
sebesar 340 juta.
GAMBAR GRAFIK
CASH FLOW PROYEK IV (REALISASI DAN RENCANA)
Dari gambar grafik cashflow
realisasi dan rencana untuk proyek IV (dengan uang muka) dapat dilihat bahwa
kebutuhan tambahan dana pada bulan ke satu cukup kecil.Untuk rencana pada bulan
ke satu sebesar 6,354 % dari Nilai Kontrak Awal. Untuk Realisasi pada bulan ke
satu sebesar 6,281 % dari Nilai Kontrak Awal Break Even Point (BEP) titik 0 di
mana uang masuk = uang keluar.
Untuk rencana dan realisasi
antara bulan ke tiga dan keempat. Dari segi keuntungan, presentase keuntungan
realisasi lebih kecil daripada rencana karena adanya Addendum. Selisih
keuntungan realisasi dan rencana sebesar Rp 34.000.000. Pengembalian jaminan
(garansi) uang muka pada Proyek IV pada bulan ke lima.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3 1. Kesimpulan
Program linear adalah suatu cara
matematis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pengalokasian sumberdaya yang terbatas untuk mencapai optimasi, yaitu
memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergabung pada sejumlah
variabel input. • Yang termasuk dalam komponen model program linear adalah
variable keputusan, fungsi tujuan, dan batasan model. Program linier bisa di selesaikan menggunakan
metode grafik untuk menentukan persoalan maksimum maupun minimum.
3 2 . Saran
Penulis
menyadari bahwasannya makalah ini masih terdapat banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk
menyempurnakan makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan mendalam bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya
0 komentar:
Posting Komentar