This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 18 Oktober 2018

JURNAL TEKNIK SIPIL

PENGARUH MODULUS KEHALUSAN PASIR PADA BETON DENGAN MIXED DESIGN METODE ACI

 


 ABSTRAK

    Modulus kehalusan pasir didefenisikan sebagai jumlah persen kumulatif dari butiran agregat yang tertahan pada suatu ayakan standar terhadap persen beratnya. Dalam perencanaan campuran beton, proporsi dari agregat kasar tergantung pada nilai modulus kehalusan pasir.
     Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui batasan modulus kehalusan pasir yang baik digunakan dalam campuran beton. Jumlah benda uji yang dibuat adalah 3 buah untuk tiap komposisi campuran. Ukuran benda uji berdiameter 20 cm dan tinggi 20 cm dengan berbentuk silinder. Pengujian ini dilakukan pada umur 14 hari, 21 hari, dan 28 hari sertan menggunakan metode ACI.
   Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa modulud kehalusan pasir yang baik digunakan pada campuran beton untuk mutu beton 25 Mpa adalah beton yang mempunyai modulus kehalusan pasir 2,63 - 3,38. Sedangkan untuk mutu beton 40 Mpa nilai modulus kehalusan pasir yang baik digunakan dalam merencanakan campuran beton adalah 3,32 - 3,38.


PENDAHULUAN
     
    Salah satu komponen dari campuran beton adalah pasir. Didalam pasir, salah satu yang diteliti adalah tentang modulus kehalusan dari pasir tersebut. Sebab pasir akan mengisi rongga-rongga yang akan ditimbulkan oleh agregat kasar. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui batasan modulud kehalusan pasir (FM) yang baik dan layak digunakan dalam proses pencampuran beton. Oleh karena itu pasir juga memiliki FM yang berbeda-beda dan pasir juga dapat berfungsi untuk menentukan agregat kasar, serta dapat menentukan jumlah agregat kasar dan menentukan tingkat kelacakan beton.


METODOLOGI PENELITIAN

    Pada penelitian ini permasalahan dibatasi pada pengaruh modulus kehalusan pasir terhadap kuat tekan beton. Bend uji yang digunakan berbentuk silinder dengan ukuran tinggi 20 cm dan diameter 10 cm dan pengujian beton dilakukan pada umur 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Mutu beton yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25 Mpa dan 40 Mpa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode ACI.

*PENGUJIAN 

    Dalam penelitian ini, pertama-tama yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan untuk mengetahui kuat tekan yang dihasilkan oleh tiap sampel beton. Setelah itu, dilakukan pengujian kuat tarik belah dan modulus elastisitas.
*KUAT TEKAN

    Kekuatan tekan beton merupakan salah satu kinerja utama beton. Kuat tekan adalah kemampua beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Uji kuat tekan dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari beton yang diharapkan hasilnya sesuai dengan yang direncanakan. Pengujian nilai kuat tekan benda uji silinder berpedoman pada standar ASTM C 39-86 "Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimens".

   Gambar 1. Benda Uji

*KUAT TARIK BELAH

    Tujuan dari penelitian kuat tarik belah adalah untuk mengetahui daya ikatan antara semen dan agregat. Pengujian kuat tarik belah dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 2. Kuat Tarik Belah

*MODULUS ELASTISITAS

    Modulus elastisits merupakan tolak ukur yang umum dari sifat elastis beton, regangan yang terjadi selama pembebanan pada dasarnya dianggap elastis. Fungsi dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan daya elastisitas beton tersebut dalam memikul beban besar dalam waktu yang sangat cepat atau tiba-tiba.
 


 Gambar 3. Grafik Modulus Elastisitas


HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada penelitian ini menggunakan tabung untuk sampel yang berukuran tabung untuk sampel yang berukuran diameter 10 cm dan tinggi 20 cm.

 
Tabel 1. Hasil kuat tekan beton pada umur 28 hari

    Berdasarkan ASTM C33 agregat halus yang biasanya digunakan berkisar antara 2,15 sampai 3,38. Oleh karena itu, data FM Pasir 2,15 dan 3,38 sebagai acuan dan referensi untuk menentukan batasan pasir dengan FM 2,51 dan 2,85.

*PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH

 
Tabel 2. Hasil Uji Kuat Tarik Belah
    Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa FM pasir 2,85 pada pengujian kuat tarik belah memiliki nilai kuat tarik belah yang lebih tinggi dibandingkan dengan FM pasir 2,51. Hal ini menunjukkan bahwa daya ikatan antara semen dan agregat pada pasir dengan FM 2,85 lebih baik dan bagus dibandingkan dengan FM 2,51.

*PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS

 
Tabel 3. Hasil Modulus Elastisitas

    Mix Design dengan metode ACI memberikan nilai modulus elastisitas aktual yang lebih besar dibandingkan dengan modulus elastisitas teoritis.


KESIMPULAN

    Dari penelitian yang dilakukan tentang modulus kehalusan pasir pada campuran beton dengan metode ACI dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  • Penggunaan pasir yang baik untuk mutu beton f'c = 25 MPa adalah dengan modulus kehalusan 2,63 - 3,38.
  • Penggunaan pasir yang baik untuk mutu beton f'c = 40 MPa adalah dengan modulus kehalusan 3,32 - 3,38.
  • Berdasarkan pengujian kuat tekan untuk mutu beton normal, terbukti bahwa FM = 2,85 lebih baik dan layak untuk digunakan dibandingkan dengan FM = 2,51.
  • Semakin besar nilai modulus kehalusan pasir (FM), maka semakin besar pula nilai kuat tekan yang dihasilkan.

SARAN

   Perlu dilakukannya penelitian modulus kehalusan pasir pada campuran beton dengan satu mutu rencana beton saja tetapi menggunakan lebih dari 2 jenis modulus kehalusan pasir (FM) untuk menghasilkan data yang lebih akurat lagi.


DAFTAR PUSTAKA

  •     "America Concrete Insitut (ACI)", (1984), Building Code : Requirement for Reinforcement  Concrete. 
  •     Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta
  • Departemen Pekerjaan Umum (1989), : "Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton", Yayasan LPMB, Bandung. 
  • Permansyah, Yudian. 2005. Laporan Praktikum Teknologi Beton. Bandung: Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional.