This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 16 Desember 2016

PENATAAN FASILITAS JALAN MARGONDA RAYA, DEPOK

 







   Jalan Margonda Raya merupakan pusat kemacetan yang ada di Kota Depok. Kemacetan di Jalan Margonda Raya semakin hari semakin parah begitulah penuturan dari Bapak Muhammad Soliq yang bertugas sebagai Surverior pada saat kami wawancarai sebagai narasumber.





    Untuk mengatasi dan mengurangi kemacetan di Jalan Margonda ini, Pemerintah Kota Depok
melalui Dinas Binamarga mengerjakan Sebuah proyek untuk penataan dan pelebaran sepanjang Jalan Margonda. Pemkot Depok mempercayakan penyelesaian penataan dan pelebaran jalan Margonda ini kepada PT. Daksina Persada.




  PT. Daksina Persada dipercayakan sebagai kontraktor dalam pengerjaan proyek penataan dan pelebaran jalan Margonda Depok dengan nilai kontrak sebesar Rp. 19.351.987.000. Daksina Persada optimis pengerjaan proyek ini dapat selesai pada 25 Desember 2016 dimana proyek ini sudah dimulai sejak 7 September 2016. Pada saat kami menanyakan kepada bapak Muh.Soliq darimana dana sebanyak itu didapatkan beliau mengatakan bahwa semua biaya ditanggung oleh APBD pemkot Depok. Selain dana dari pemerintah daerah, beliau menuturkan peran pemerintah daerah Depok juga dalam mengalokasikan kabel listrik, PAM, dan kabel Telekomunikasi untuk ditanamkan di dalam saluran utilitas.




  Selain Proyek Pelebaran Jalan, beliau mengatakan bahwa proyek ini juga mengerjakan penataan saluran utilitas dan juga trotoar jalan. Proyek pelebaran Jalan Margonda dibagi menjadi dua lajur. Lajur pertama dimulai dari Arah UI - Ps, Minggu sejauh 150 meter dan Lajur kedua dimulai dari arah putar balik Depok sejauh 420 meter.




   Pelaksanaan proyek ini dituturkan beliau dibagi menjadi penataan dan pelebaran. Beliau selaku Surverior dalam proyek ini menjelaskan di dalam bagian penataan, proyek yang dikerjakan berupa penggalian saluran lama diganti menjadi saluran baru lkemudian penanaman Saluran utilitas berupa kabel PLN, PAM, dan Telekomunikasi. Sedangkan di dalam pelebaran, proyek yang dikerjakan berupa penggalian badan jalan, penggantian kanstin, kemudian pembuatan jalan masuk ( gang, tempat parkir, ruko, dsb), pemasangan batu alam berupa ubin penunjuk arah dan ubin penanda, pengecoran beton, pemasangan trotoar, pengaspalan, dan terakhir dari proyek pelebaran ini adalah pembukaan marka jalan.




  Pada saat kami menanyakan apa saja kendala selama pengerjaan proyek ini berlangsung, beliau menuturkan "Karena Lalu Lintas Padat proses pengerjaan proyek pelebaran dan penataan ini lebih sering dilakukan di malam hari dibandingkan pada saat siang hari".   


NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
* AGUNG KARUNIA LOMBU SEPUH
* HANAFI RAFIS
*MICHAEL CRISTO


Sabtu, 29 Oktober 2016

NIAS PULAU IMPIAN

NIAS PULAU IMPIAN


Ya’ahowu!




Begitulah sapaan khas di Pulau Nias. Kalau di Tanah Batak kita berkata ”Horas” maka di Nias di kenal sapaan “Ya’ahowu”. Pulau seluas 5.625 km² ini memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Wisata bahari tentu saja menjadi yang utama dengan pantai Sorake dan Lagundri Bay yang terkenal ke penjuru dunia dengan spot surfing (selacar) berkelas internasional. 

GAMBAR PANTAI SORAKE

GAMBAR PANTAI LAGUNDRI


Pulau Nias atau Tanö Niha terdiri dari 132 pulau besar dan kecil. Membayangkan pulau Nias persis membayangkan luas pulau Selayar dua kali lipat, dengan pulau-pulau di sekitarnya seperti pulau Bonerate dan Jampea. Inilah sedikit gambaran dari pulau Nias tercintaku.

Melalui tulisan saya ini, saya akan menceritakan sebuah desa di pulau Nias, tepatnya di Nias bagian selatan. Desa ini dikenal dengan nama desa Bawomataluo. Desa ini terletak di kawasan wisata pantai Sorake dan pantai Lagundri. Selain kawasan Wisata Bahari, di desa ini terdapat juga tempat wisata kebudayaan megalitikum.


GAMBAR DESA BAWOMATALUO


Desa Bawomataluo, merupakan desa adat yang cukup terkenal di kabupaten Nias Selatan. Desa wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Bawomataluo memiliki arti bukit matahari. Dari posisinya saja desa ini sudah mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. Sesuai dengan namanya desa ini terletak di daerah perbukitan dengan hawa yang sejuk. Uniknya permukaan di desa Bawomataluo tersusun oleh bebatuan, berbeda dengan derah lainnya yang tertutup tanah.

Konon, desa ini sudah ada sejak 300 tahun lalu, atau lebih tepatnya zaman megalitikum atau batu besar. Sebagai bukti di desa ini masih terdapat sisa-sisa bangunan di zaman itu. Contohnya, rumah adat Raja Nias yang sekarang menjadi tempat tinggal untuk keturunan keempat dari Raja Nias. Selain itu ada juga balai musyawarah yang tempat duduknya terbuat dari bebatuan.



Di tempat ini wisatawan juga akan menjumpai kompleks rumah adat Nias yang paling besar. Selain itu, kehidupan di sdesa Bawomataluo masih sangat asli, lengkap dengan tradisi tradisinya, seperti rumah adat, tradisi lompat batu, tarian perang, dan budaya peninggalan megalitikum. Jadi, wajar saja jika berkunjung ke desa ini, wisatawan akan merasakan suasana yang sangat berbeda.

Keunikan desa ini sudah bisa terlihat saat wisatawan menaiki tangga pintu masuk desa. Meskipun sudah berusia ratusan tahun bangunan tua yang ada di sini masih terjaga sangat baik. Selain bangunan-bangunannya, yang unik dari desa ini ialah adanya sebuah meriam Belanda yang tidak pernah berpindah tempat dan di dekat meriam itu terdapat batu-batu berwarna hitam dan panjangnya mencapai 10 meter. Menurut masyarakat Nias, batu panjang itu adalah tempat duduk raja Nias jika sedang menyampaikan sesuatu untuk rakyatnya.

TANGGA MENUJU DESA BAWOMATALUO


Wisatawan yang ingin mengunjungi desa wisata ini bisa memulai dari Bandara Kualanamu Medan, kemudian dilanjutkan menggunakan penerbangan lokal menuju Bandar Udara Binaka, Gunung Sitoli, Nias. Penerbangan ini memerlukan waktu tempuh lebih kurang 1 jam. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan berbukit dan berkelok sejauh 15 kilometer. Namun akses menuju Desa ini sangat susah. Jalanan yang jelek berupa bebatuan masih setia menemani, juga sungai pun harus diseberangi.

 AKSES MENUJU DESA BAWOMATALUO

TANJAKAN TERJAL MENUJU KOMPLEK BATU MEGALITIKUM

Saya sebagai putra daerah, berkeinginan untuk membangun pulau Nias dengan mengembangkan sektor wisata. Dengan latar belakang saya sebagai seorang mahasiswa sipil, untuk mengembangkan wisata perlu akses jalan yang memadai agar wisatawan dapat dengan mudah menuju lokasi wisata.

Selain itu perlu revitalisasi produk pariwisata, strategi ini dapat dilakukan melalui promosi di berbagai media, baik cetak maupun elektronik, brosur/leaflet ataupun sosial media yang menyajikan informasi potensi wisata dan kondisi kemanan suatu daerah. Melalui strategi ini saya juga berkeinginan membangun fasilitas jaringan internet di desa Bawomataluo. Sehingga masyarakat yang tinggal di desa tersebut dapat dengan mudah berkomunikasi di media sosial dan dapat membantu mempromosikan potensi pariwisata yang ada di desa Bawomataluo. Sehingga para wisatawan dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang pariwisata yang ada di desa Bawamataluo dari penduduk lokal, sehingga dengan membangun fasilitas jaringan Internet di desa ini dapat membantu untuk menarik minat para wisatawan lebih banyak untuk berwisata di desa Bawamataluo.

Pembangunan jaringan internet di desa Bawomataluo ingin saya wujudkan karena terinspirasi dari sebuah Desa bernama Melung, Banyumas, Jawa Tengah tepatnya di Lereng Gunung Slamet. Dimana di desa ini hampir semua wilayahnya terhubung jaringan internet.





Apa yang sudah dilakukan desa Melung ini untuk membangun jaringan internet di wilayahnya sangat menginspirasi saya untuk mewujudkannya di desa Bawomataluo. Semoga ke depannya Pulau Nias terlebih desa Bawomataluo menjadi destinasi wisata para turis baik lokal maupun mancanegara sehingga dapat memajukan dan mewujudkan Pulau Nias sebagai “Pulau Impian”.